Chapter 1
PERJALANAN BARU DIMULAI
*terdengar suara langkah kaki yang berlari di rumput-rumput
*suara pisau yang menggores pohon ke pohon dengan cepatnya
“Usshhh....” mengelap keringat
“Yosh! Sepertinya cukup latihan di pagi ini. Kayaknya sudah waktunya untuk giliranku pergi , hem..”tersenyum sembari tangan satu diletakan berada di pinggang.
***
“Ssreettt.....”suara resleting tas yang sedang ditutup
“Yosh! Aku harus berpamitan dulu dengan penduduk desa dan teman-teman.”
***
Setelah ia selesai berpamitan dengan para penduduk desa, ia melanjutkan menuju pesisir pantai. Tiba-tiba terdengar suara ramai memanggil dirinya
“Flexaaa....” suara yang serempak dari kejauhan memanggil dirinya yang sudah berjalan diatas pasir sedang menghampiri perahu kecil yang berada di pinggiran pantai.
“Apa kamu yakin? Ingin pergi. “ suara gadis yang tidak rela akan kepergiannya
“Oh. Kalian!? Kupikir kalian tak ingin perpisahan denganku. Karena di desa kalian bertiga tidak ada hehehe...”
“Ya! Aku sudah yakin dan suanggat yakin. 2 tahun latihan ku selama didesa sepertinya sudah jadi modal yang cukup” mengepal tangannya dengan wajah yang serius
*seorang temannya menepak pundak dirinya*
“Ya, aku percaya! Kamu pasti bisa... karena kami bertiga adalah melihat hasil setiap latihanmu dan juga pengikut setiamu hihihihiii....” ujar temannya yang berkepala botak dengan tinggi yang sedikit lebih tinggi dari Flexa yang bertubuh kecil
“Benar! Kami bertiga akan menyusul mu bila sudah waktunya. Kelak nanti aku dan kamu bertemu!? Aku akan bisa mengimbangimu dengan kedua pedangku ini” sebuah tantangan dari seorang temannya lagi, yang berambut lurus hitam dengan panjang rambut sepundak dan bermata sipit.
“Oke. Kalau begitu aku pergi dulu... bila kita bertemu nanti, kupastikan aku sudah mewujudkannya hem “ wajah yakin bahwa ada sesuatu yang ingin dicapainya dan diwujud. Entah apa yang ingin diwujudkannya? Masih misteri...
Lalu lelaki yang bernama Flexa tadi, mendorongkan perahu kecilnya yang berada di pinggir pantai dan mulai berlayar. Perlahan-lahan perahu kecilnya dibawa oleh ombak menjauhi Desa atau tepatnya pulau.
“Ini kisah dijaman legenda dimana manusia terbiasa memiliki sebuah kekuatan dari lahir. Namun banyak pula yang terlahir tanpa kekuatan. Dan hidup berdampingan dengan makhluk-makhluk seperti goblin, ogre dsb. Didunia ini, manusia memiliki 3 mata pencaharian untuk memenuhi hidupnya dan bahkan ada yang hanya sebagai pemuas diri,Yaitu:
-seorang petualang: yang bekerja berdasarkan tawaran dari orang lain dan diberi bayaran atau bahkan sekedar mencari bahan,benda langka untuk ditukar uang bahkan sekedar dikoleksi, menguji, mencoba kemampuannya sesuai dengan tujuannya sendiri. Baik solo maupun party/berkelompok.
-seorang pengembara: orang-orang yang mempunyai tujuan, mungkin pula tidak memiliki tujuan. Namun menerima apapun lewat hidupnya selama mengembara. Justru lebih beresiko karena melewati lautan,daratan bahkan tempat yang belum pernah ditemuinya dan menghadapi musuh-musuh atau monster-monster yang tidak diduga.
-terakhir penakluk dungeon: orang-orang banyaknya adalah berkelompok untuk menakluki lantai dungeon setinggi-tingginya. Apapun hasil yang didapatkan didungeon bisa ditukar dengan mata uang dengan harga yang ditentukan. Semakin tinggi lantai yang ditakluki, semakin kuat lawan atau monster bahkan boss lantai yang dihadapi, semakin besar pula hadiahnya. Bahkan sampai disegani.”
“ini kisah seorang laki-laki remaja yang berasal dari pulau terpencil yang dikelilingi lautan luas, yang terdapat Desa yang diisi dengan penduduk yang berjumlah sedikit. 2 tahun ia melatih dirinya di Desa nya, dengan modal keyakinan dan dorongan semangat dari teman-temannya. Ia pun memulai perjalanannya dan mengejar untuk mewujudkan impiannya. Dan kisahnya pun dimulai...”
***
Setelah seharian penuh ia mengarungi lautan dengan perahu kecil yang terbuat dari kayu, bermalam, terombang-ambing dengan ombak-ombak besar. Akhirnya dia pun berhasil menepi di tepian daratan yang berisi hutan lebat.
“Akhirnya sampai juga. Badan ini sampai pada pegal dan baju juga sudah mulai mengering setelah semalaman diguyur dengan ombak-ombak yang pasang surut di malam hari” sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya yang merasa pegal.
Beberapa saat dirinya baru menapaki kaki di tanah basah karena tetesan embun dari sekitar hutan. Ada sesosok remaja menghampirinya.
“hei...” tegur remaja tersebut yang mengenakan kaos tipis berwarna putih dengan kedua lengan yang terlihat tanpa tertutup apapun. Menunjukan otot-otot tangannya yang lumayan menonjol dan celana bahan kulit sampai bawah kaki. Dengan wajah oval, bermata sipit dan berambut gondrong kaku, dengan poni yang disisir kekanan.
“oh! Kebetulan sekali. Saya ingin bertanya dengan tuan. Pemukiman penduduk ke arah mana ya? Apa masih jauh? Hehe” tanya Flexa ke pemuda misterius yang menyapanya itu.
“ah! Kau bukan asli sini ya? Kalau gitu, bisa serahkan barang bawaanmu. Tas yang ada di pundakmu itu!? Setelah itu akan kutunjukan arah kepemukinan. hemhemhem” sebuah gertakan dari remaja yang baru dijumpai itu.
Sialnya Flexa yang harus bertemu dengan orang yang dilihat bukan orang baik, dirinya ditodong dengan mengiming akan memberi tahu jalan yang ingin dikunjungi Flexa.
“bila ku menolak bagaimana?” Flexa mencoba menolak ancaman dari penjahat tersebut.
“kusarankan! Lebih baik serahkan langsung daripada nyawamu harus melayang. Melihat dirimu bukanlah asli sini dan juga kau orang yang habis berkelana jauh. Daripada perjalananmu harus berhenti disini” penjahat itu pun semakin mengancam dan memojokan Flexa
“tidak bisa!” Flexa tetap menolak untuk menyerahkan tas kecil yang berada dipundaknya itu
“keras kepala! Baik. Kita bertarung, bila kau kalah? Kau harus menyerahkan tasmu itu. Dan aku akan tetap memberi tahu arah kepemukiman. Lihat! Aku sudah berbaik hati sekali bukan” penjahat itu pun memberi tawaran untuk bertarung dengannya.
“baik! Tapi bila aku menang, satu permintaanku yang nanti harus kau turuti!?” Flexa pun mengajak bernegoisasi dengan memberi tawaran juga bila dirinya menang melawan penjahat tersebut.
“Hem. Kuterima! Lagipula kau tidak mungkin bisa menang. Melihat dirimu, aku tidak merasakan sebuah mana mengalir dalam tubuhmu. Ber-arti kau hanya orang biasa. Sedangkan aku... pengguna kekuatan.”
“sudah jelaskan,bukan! Huahahaha” si penjahat semakin yakin dirinya menang dan menyombongkan diri.
Tiba-tiba suasana menjadi sunyi dan penjahat itu memasukan kedua tangannya kedalam saku lalu mengeluarkan beberapa lembar kertas dalam sakunya.
“emm...kertas?” rasa heran Flexa
“bersiap!”
”kertas sihir, elemen api: fireball” penjahat tersebut mendadak merubah selembar kertasnya menjadi sebuah gumpalan api dan mengarahkannya ke Flexa.
“wuaahhh...keren! eh, aku harus menghindar” disaat musuh sudah memulai melancarkan serangan pertamannya, Flexa justru terkagum dengan trik lawan dan hampir lupa untuk menghindar meski berhasil menghindari serangannya.
“huhuu... itu apa? Sihir kah? Keren banget.” Tunjukin lagi dong! Tunjukin lagi!” Flexa malah terus kagum dengan sihir lawan dan menyuruhnya untuk menunjukannya lagi.
“cih! Dia cepat juga menghindarnya. Apa ada yang salah didalam otakmu? Hah” sang penjahat merasa heran dengan sikap Flexa yang sedang terpojok oleh dirinya.
“terima seranganku yang kedua!”
“elemen tanah: getaran” ia menepakan kertasnya ke tanah dan mendadak tanah disekitar Flexa bergetaran lalu tanah-tanah mulai meretak.
Flexa yang harus menjaga keseimbangannya agar tidak jatuh karena getaran. Sembari kedua tangannya dimasukan kedalam celah antara punggung dan tasnya seperti sedang mengambil sesuatu.
“Terlambat! Terima serangan terakhir ini dan kau akan benar-benar berakhir”
“elemen alam: ikatan akar pohon”
Dan akar-akar dari sekitar pohon melilit tubuh Flexa dan menariknya ke atas sehingga membuatnya bergelantungan dengan keadaan terikat oleh akar.
“lihat! Dirimu sekarang sudah tidak bisa bergerak. Dan percuma kau baru mengeluarkan senjatamu, karena kau sudah tidak bisa apa-apa dengan keadaan terikat seperti itu”
Tapi tiba-tiba akar-akar yang sudah mengingkat kencang Flexa, terpotong-potong.
“ke-kenapa bisa?”
“sekarang giliranku untuk menyerang!” Flexa yang sudah mengepal tinju pisau diantara kedua tangannya dan melancarakan serangan balik dengan berlari dengan cepat ke arah musuh, menggunakan tangan kiri yang sudah ditarik kebelakang seakan ingin mengerahkan tinjunya.
“air bloowww...” ia mengarahkan tinjunya yang disarungi dengan sekumpulan udara ke arah perut lawan.
Si penjahat nya pun yang tidak sempat mengelak, terkena pukulannya dan dirinya terlontar jauh sampai menabrakan pohon besar sehingga bermuntah darah. Karena serangan balasan yang telak dari Flexa.
“kau... sudah kalah!!” nada tegas dari Flexa
Si penjahat hanya menundukan pandangannya dan terdiam dengan darah yang mengalir disekitar bibr bawahnya dan menetes yang berbekas ia muntah darah tadi, dampak serangan telak tadi dari Flexa. Seakan ia sudah siap melakukan perjanjian yang dibuatnya tadi dan menerima kekalahannya.
“Oke, sesuai perjanjian kita tadi. Kau harus menuruti satu permintaanku ini. Lelaki,kan ? hehehehe...” ketawa selengean seakan sudah lupa akan ketegangan petarungannya barusan.
“sebelumnya, aku ingin tahu. Siapa namamu? Aku Flexa Tseia, panggil saja Flexa hehe” Flexa mengajak perkenalan diri ke remaja yang sudah lemas tidak bisa berbuat apa-apa.
“hah? Cih” bersikap dingin dan tanpa mau memberi tahu namanya.
“dinginnya... mau ku tinju lagi!?” Flexa mencoba mengancam
“ja-! baik baik. Baatarshaikhan. Itu namaku!” dengan rasa takut karena ancaman Flexa, akhirnya lelaki yang Baatarshaikhan memberi tahu namanya.
“nah gitu. Shaikhan! Sekarang kamu harus menemani ku sampai tujuanku terwujud!? Mohon bantuannya sih..sih.sih..” Flexa menyengir dan permintaanya itu adalah menjadi rekannya dalam petualangan Flexa sampai tujuan dirinya terwujud.
“ha-hahhhh...!!! yang benar saja.” nada terkejut Shaikhan, panggilan nama yang diberi Flexa.
"Emm... apa kau ingin ku melakukannya lagi?? dengan nada mengancam
"Coba saja!" nada teriak menantang
"Air Bloww...." Flexa pun benar-benar menyerangnya lagi, mengincar bagian perut sampai mulutnya terbuka lebar tak bersuara.
"Kau! ingin membunuhku ya!? baik. baik. aku akan menuruti permintaanmu"
"tapi? bagaimana bila aku mengkhianatimu dan pergi meninggalkanmu?"
"Aku tinggal mencari dan mengajakmu lagi. Aku sudah jatuh hati pada pandangan pertama"
"Kau... sudah gila ya? aku masih normaaalll"
"Bu-bukan. bukan dalam arti hal itu. aku tertarik dengan kemampuan sih..sih..sih.."
"Kau- benar-benar aneh. Baiklah! jangan menyesalinya,ya"
Dan akhirnya Baatarshaikhan menerima ajakan Flexa untuk menemani perjalanannya. Flexa mengulurkan tangannya untuk membantu Shaikhan berdiri.
To be continou...
0 komentar:
Post a Comment